Apakah anda pernah ke Juwangi..??? atau paling tidak pernah mendengar cerita tentang Juwangi..??? Yuuppp... Kali ini penulis ingin mengenalkan Juwangi lebih dekat ( biar agak populer he..he.. ). Juwangi tak lain adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali paling ujung utara yang berbatasan dengan Kecamatan Karangrayung masuk wilayah Kabupaten Grobogan.
Dan yang paling heboh Juwangi sempat viral di media sosial karena disebut-sebut sebagai daerah yang akses jalannya "tidak beraspal" oleh saksi Capres 02 dalam sidang hasil Pemilu Pilpres 2019 Makamah Konstitusi di Jakarta.
Dan yang paling heboh Juwangi sempat viral di media sosial karena disebut-sebut sebagai daerah yang akses jalannya "tidak beraspal" oleh saksi Capres 02 dalam sidang hasil Pemilu Pilpres 2019 Makamah Konstitusi di Jakarta.
Agar lebih seru penulis akan mengajak jalan-jalan mengenal juwangi, biar tidak penasaran he..he... atau setidaknya menghilangkan imej yang buruk tentang Juwangi.
Padahal Juwangi itu hebat lho...
Padahal Juwangi itu hebat lho...
Dalam pembagian wilayah administrasi Kecamatan Juwangi terdiri dari 10 (sepuluh) desa yakni ; Cerme, Jerukan, Juwangi, Kalimati, Kayen, Krobokan, Ngaren, Ngleses, Pilangrejo dan Sambeng yang rata-rata wilayah desanya berbatasan langsung dengan wilayah hutan negara yang dikelola oleh salah satu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yakni Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan ( KPH ) Telawa masuk dalam lingkup Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah. Walaupun dikelilingi hutan, Juwangi ini termasuk daerah yang berhawa panas berkisar 30 derajat-celsius karena kecamatan ini berada di dataran rendah yakni 63 m dpl.
Tapal batas pemerintah daerah Kabupaten Grobogan ( Kecamatan Karangrayung ) dengan Kabupaten Boyolali
( Kecamatan Juwangi )
( Kecamatan Juwangi )
Untuk menuju Kecamatan Juwangi dari arah utara dapat ditempuh dengan durasi kendaraan umum dari Semarang rata-rata + 2 ( dua ) jam atau 68,5 Km, sementara dari kota Purwodadi + 1 ( satu ) jam atau 36,5 Km, keduanya transit di kecamatan Godong masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Grobogan. Sedangkan dari arah selatan yakni Kota Kabupaten Boyolali ditempuh rata-rata + 1,5 ( satu setengah ) jam perjalanan atau sekitar 40,1 Km.
Kantor Camat Juwangi
Sebenarnya Kecamatan Juwangi menyimpan potensi sumber daya alam yang cukup banyak. Salah satu contoh saja dengan keberadaan hutan sangat membantu mata pencaharian penduduk disekitarnya. Pasti anda akan bertanya "Mengapa demikian???". Penulis mengamati dan akhirnya mengetahui bahwa keberadaan Perum Perhutani KPH Telawa selaku pengelola hutan cukup memberikan peluang usaha pertanian yang sangat besar, yakni tiap tahun dengan menyediakan lahan pertanian sistim tanam tumpangsari. Dimana diantara tanaman kehutanan penduduk dapat menanami lahan tersebut dengan tanaman pertanian ( seperti ; jagung, kedelai, dll ) selanjutnya hasil pertanian yang dipanen seluruhnya menjadi hak petani.
Kantor Perum Perhutani KPH Telawa di Juwangi
Hal yang tak kalah menarik bahwa Kecamatan Juwangi merupakan tempat penjualan kayu jati terbesar yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Telawa dan tidak dimiliki kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Boyolali. Bagi anda yang ingin membeli kayu dari berbagai jenis, ukuran dan mutu sekarang bisa didapatkan dengan mudah melalui pembelian langsung via online melalui Toko Perhutani dengan alamat http://tokoperhutani.com/auth atau klik disini.
Dan catatan khusus bagi anda yang membeli kayu di Perhutani, sangatlah jelas kayu yang akan anda beli mempunyai mutu yang bagus dibanding dengan produk kayu di luar Perhutani.
Situs Toko Perhutani
Tempat Penimbunan Kayu ( TPK ) milik Perum Perhutani KPH Telawa
Jika anda berkunjung di Kantor Perum Perhutani KPH Telawa anda akan melewati satu bangunan tempo doeloe peninggalan kolonial belanda. Masyarakat Juwangi turun temurun menyebutnya "Lodji Papak". Disebut Lodji Papak karena dilihat dari bentuk bangunan bagian atas rumah tersebut papak ( dalam bahasa jawa papak = rata ). Bangunan ini sampai saat ini masih difungsikan sebagai rumah dinas Pimpinan Perum Perhutani KPH Telawa.
Bahkan yang paling keren bangunan ini pernah dijadikan tempat syuting film layar lebar sekitar bulan Desember 2018 dengan judul "KUBURAN DALAM RUMAH" yang disutradarai oleh Raymond Handaya dan dibintangi artis-artis terkenal, seperti Wulan Guritno, Yuki Kato, Kevin Julio, Mathias Muchus, dll.
Lodji Papak
Suasana Syuting film "Kuburan Dalam Rumah"
Pra-Syuting film "Kuburan Dalam Rumah"
Syuting film " Kuburan Dalam Rumah "
Suasana syuting film " Kuburan Dalam Rumah "
Syuting film " Kuburan Dalam Rumah "
Suasana syuting film " Kuburan Dalam Rumah "
Yuukk... jalan-jalan lagi menyusuri Juwangi...
Satu-satunya kecamatan di wilayah administrasi kabupaten Boyolali yang mempunyai stasiun kereta api hanya Juwangi. Namun bagi yang awam belum mengenal Juwangi mereka tidak akan mengetahui bahwa naik kereta api jurusan Semarang - Solo atau sebaliknya akan transit di stasiun Juwangi. Benar saja, karena nama stasiun kereta juwangi jelas tidak ada, tetapi nama stasiun kereta api di Juwangi adalah stasiun "TELAWA". Anda akan mengernyitkan dahi sambil bergumam "kok gitu?". Iya... memang nama stasiun kereta api di Juwangi adalah Telawa. Penulis kurang mengetahui mengapa demikian. He..he..
Pemandangan stasiun Telawa ( Juwangi ) di pagi hari
Kereta api Kalijaga jurusan Solobalapan - Semarang poncol transit di stasiun Telawa
Kereta api Kalijaga jurusan Solobalapan - Semarang poncol transit di stasiun Telawa
Selanjutnya kita ke jantung ibukota kecamatan Juwangi, tepatnya di Desa Juwangi terdapat satu sumber mata air, orang Juwangi menyebutnya "Sendang Juwangi" yang berlokasi tepat di lingkungan kantor Kepala Desa Juwangi. Sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk kebutuhan mandi, mencuci, dll. Dahulu tempat ini ramai dikunjungi ketika lebaran atau Hari Raya Idul Fitri. Jelas saja, karena di lokasi ini banyak pagelaran hiburan rakyat. Uniknya lagi di lokasi sendang ini dijumpai prasasti dari PB X Kraton Surakarta Hadiningrat. Namun lagi-lagi penulis kurang mengetahui secara pasti mengapa sampai ada prasasti di tempat tersebut.
Sendang Juwangi
Prasasti PB X yang berada di Sendang Juwangi
Bicara tentang sendang juwangi pasti tak akan lepas dengan keberadaan "Sumur Jolotundo" yang berdekatan dengan sendang juwangi atau tepatnya + 50 meter ke arah selatan. Sumur Jolotundo ini kerap ramai pengunjung yang ingin " Ngalap Berkah" dan dan begitu juga Keluarga Besar dari Keraton Surakarta pada malam 1 ( satu ) suro selalu datang di Punden Jolotundo Juwangi ini.
Punden Sumur Jolotundo
Menurut pengamatan penulis di Juwangi sepertinya tidak ada kuliner atau produk makanan yang istimewa atau yang khas. Tetapi bagi anda yang gemar makan buah pisang sepertinya Juwangi adalah jawabannya. Karena di salah satu sudut pasar Juwangi tiap hari pasaran wage dan legi terdapat pusat jual beli buah pisang dari berbagai jenis. Ada pisang raja, pisang ambon, pisang susu, pisang kepok, pisang nangka, dll. Pisang-pisang ini rata-rata masih belum matang penuh, karena kebanyakan dijual tundunan ( bahasa jawa ) atau tandan. Jika anda ingin membeli dalam partai besar atau hanya beberapa lirang silahkan berkunjung di pasar Juwangi.
Transaksi jual beli pisang
Salah satu sudut pemandangan pasar pisang Juwangi
Salah satu sudut pemandangan pasar pisang Juwangi
Ternyata di Juwangi ini juga merupakan gudangnya kesenian daerah. Anda mungkin tak asing lagi mendengar kesenian barongan. Nahhh.... hasil pengamatan penulis hampir di tiap pedukuhan beberapa desa di kecamaan ini mempunyai kelompok atau grup kesenian yang unik ini. Biasanya kesenian ini banyak digelar pada acara-acara tertentu, misalnya pada event atau lomba kesenian, peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia ( tanggal 17 Agustus ) dan di tempat orang yang punya kerja/ hajatan seperti Walimatul Khitan, dll. Lebih kerennya lagi kesenian barongan di Juwangi ini telah di kemas sedemikian apik sehingga tidak bosan dinikmati, baik dari usia anak-anak sampai dengan usia dewasa. Anda penasaran bukan???
Kesenian barongan "Margopati" dari salah satu grup kesenian di Juwangi
Tempat yang menarik lainnya adalah Waduk Kedung Ombo. Waduk fenomenal dengan luas 6.576 hektar yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto ini bisa ditempuh + 30 menit perjalanan atau berkisar + 15 Km dari Kecamatan Juwangi. Jadi sayang jika anda tidak mampir kesana. Anda akan disuguhi berbagai macam kuliner dengan berbagai menu ikan air tawar.
Ada juga lhoh... warung terapung disana, tepatnya berada di lingkungan Wana Wisata Waduk Kedung Ombo milik Perum Perhutani KPH Telawa. Anda bisa makan diwarung yang terapung sambil menikmati pemandangan di tengah Waduk Kedung Ombo.
Itulah sekilas tentang Juwangi, sebuah kecamatan yang paling jauh dari ibu kota Kabupaten Boyolali yang menurut penulis sebenarnya menyimpan keunikan tersendiri.
Penulis berharap Juwangi akan semakin maju.
Salam,